Go, Indonesia!

Tertanggal 26 Desember 2010, menulis blog dalam keadaan bad mood. Kenapa? Gara-gara nonton tipi, kecewa berat abis nonton bola. Aah, semangat pribadi yang dimulai dari ngejar ojek ujan-ujan biar cepet pulang, sampe rumah langsung setel RCTI, melotot selama 98 menit, hilang deh. Ada apa gerangan? Begini ceritanya.

Piala Suzuki AFF tiba-tiba jadi tontonan favorit masyarakat Indonesia beberapa waktu terakhir ini. Pasalnya, sejak Indonesia pertama kali bermain di babak penyisihan melawan Malaysia pada 1 Desember 2010, Indonesia sukses besar membobol gawang dengan skor 5-1. Lalu diikuti dengan pertandingan berikutnya pada 4 Desember 2010, di mana Indonesia melawan Laos dan diakhiri dengan kegemilangan Indonesia 6-0. Indonesia pun terus maju ke pertandingan selanjutnya, di mana Indonesia melawan Thailand pada tanggal 7 Desember 2010, dan kembali meraih kemenangan dengan skor 2-1, walaupun karena adanya 2 kali kesempatan penalti. Semua kemenangan itu berhasil membawa Indonesia maju ke semifinal, dan yang paling penting - berhasil meraih perhatian seluruh masyarakat Indonesia untuk menyadari kekuatan timnas Indonesia yang sekarang, membangunkan kebanggaan tersendiri sehingga dukungan yang diraih pun semakin besar.

Melaju ke babak semifinal, Gelora Bung Karno Senayan sudah dipadati 80.000 suporter untuk mendukung Indonesia melawan Filipina, yang 400 kursi di antaranya adalah kursi Presiden RI beserta rekan-rekannya. Semifinal laga pertama, Garuda dapat meraih kemenangan kembali walaupun dengan tipisnya, dengan skor 1-0. Begitu juga di babak semifinal laga kedua, Indonesia dapat kembali bangga sekali lagi dengan kemenangannya 1-0 atas Filipina, walaupun - once again - tipis. Namun itu benar-benar membakar semangat para pemain timnas, serta seluruh masyarakat Indonesia. Keyakinan dan kesempatan untuk dapat meraih piala tersebut semakin besar!

Namun akhirnya malam ini, Indonesia harus menelan rasa pahit, karena gawang sang kiper timnas Garuda harus kebobolan sebanyak 3 kali oleh Malaysia di babak final laga pertama, tanpa pembalasan untuk membobol gawang lawan. Alhasil, Indonesia kalah dari Malaysia dengan skor 0-3.

And here is
the problem: Kalo cuma sekedar kalah sih, sebenernya nggak apa-apa. Tapi ini bukan sekedar kalah! Ini kekalahan karena adanya kecurangan dari suporter tim lawan. Begini masalahnya. Sebelum 54 menit pertama, Indonesia masih punya semangat tinggi untuk bermain. Namun, tepat pada menit 54, saat salah satu pemain tim Malaysia mempunyai kesempatan penalti, kiper tim Garuda, Markus Haris Maulana, dilaseri matanya oleh suporter Malaysia. Ah, nggak bener banget, udah bukan fairplay namanya. Mana katanya sportivitas tadi? Wuuw!

Opiniku pribadi sih, permainan kayak gitu udah gak usah dilanjutin. Melanggar peraturan dan etika suporter, yang akibatnya mengganggu konsentrasi pemain tim lawan, harusnya ada sanksi, baik yang ditanggung suporternya sendiri, atau kalau misalnya sanksi dijatuhkan pada pemain, udah nggak apa-apa! Contohnya, pemain didiskualifikasi karena kecurangan yang diperbuat suporter. Yaiyalah, ini tuh bawa nama negara. Diskualifikasi aja pemainnya, biar malu, biar nyadar kalo pola pikir licik dan curang kayak gitu pantes dapet sanksi. Dan nggak tau malunya lagi, setelah menyadari bahwa konsentrasi pemain Indonesia buyar karena insiden laser tadi, para pemain tim Malaysia itu dengan riangnya memanfaatkan kesempatan dan kesempitan itu untuk membobol gawang Indonesia. Malu woooy malu, udah nggak terhormat lagi namanya kayak gitu!

HUH! Makan tak enak, tidur tak nyenyak. Sakit hati, Indonesia kalah man! Emang sih, kesalahan tetep aja ada di timnas, harusnya mental mereka udah siap buat hal-hal kayak gitu. Konsentrasi tetep mantep, fokus jalan, walaupun udah dicurangin dengan segala macam rupa. Itu baru namanya mental kuat. Apa harusnya di latihan timnas Indonesia harus dimasukin pelajaran 'bagaimana cara menghadapi kecurangan tim dan suporter lawan' ya?

Yah, udah deh. Indonesia emang kalah, tapi aku tetep bangga sama Indonesia. Yang penting kita punya sportivitas yang nggak dimiliki oleh Malaysia. Untungnya ada kesempatan kedua, di babak final laga kedua untuk kembali membalas kekalahan pahit tadi, di tanggal 29 Desember 2010 nanti. Ketemu Malaysia di kandang sendiri nanti, harus bisa bangkit! (Walaupun di pihak Indonesia sendiri malu-maluin juga. Gelora Bung Karno rusak karena kericuhan para pengantre pembeli tiket). Aku yakin, kesempatan merebut piala masih ada, walaupun harus mencetak gol bersih sebanyak 4 buah untuk meraih kemenangan, atau jikalau gol cuma 3 buah, harus bisa memanfaatkan waktu tambahan atau adu penalti. Ayo dong Indonesia, semangat pasti bisa! Harumkan nama Garuda, buktikan kita bukan bangsa yang pantas diinjak-injak, walaupun perjuangan ini dalam konteks pertandingan olahraga.

Eh iya, ada lagu yang cocok nih buat postingan kali ini. Lagu yang after taste nya buat kita bangga lagi pada Indonesia, bangkit, dan pengen ngelakuin sesuatu demi nama bangsa dan negara. Here it is!

Nostalgila Cinta

By: Pedemu NegeRI

Saat kita muda, inilah waktunya

Tunjukkan percaya diri, kita pada dunia

Jangan angan semata, jadikan mimpi nyata

Bukalah matamu, bangkitkan semangatnya


Dahulunya aku pernah cinta

Dahulunya aku pernah bangga

Mungkin aku hanya terlupa

Mungkin ku amnesia...

Nostalgila cinta


Arahkan pandang matamu

Melangkah terus maju

Bangun dari tidurmu

Bangkitkan semangatnya


Dahulunya aku pernah cinta

Dahulunya aku pernah bangga

Mungkin aku hanya terlupa

Mungkin ku amnesia...

Kini aku tlah kembali mencinta

Kini aku tlah kembali percaya

Terbayang selalu merahnya

Teringat putihnya

Teriakku, Lompatku

Nostalgila cinta...

Comments

Popular Posts