Austria (6)
DAY 9
Yeap! It's already Friday! And it's time for the boys to do the Jum'ah prayer. Dan kami para wanita pun mengantar mereka ke masjid dekat Sungai Danube, sama seperti minggu lalu.
Berangkat dari rumah jam 11 pagi, lalu kami membeli kebab untuk makan siang, terus duduk-duduk di tepi sungai sambil menunggu mereka. Walaupun sudah tak hujan dan matahari mulai cerah, namun anginnya masih saaangat dingin.
Di tepi sungai kami makan, menemani Para Kutil main berlarian di bawah pancaran sinar matahari, beli eskrim, dan, yaa begitulaah.
Hazelnut and Pistachio, anyone?
Ayah mengisi tempat minum dengan air minum gratis, yuhuu
By the way, bicara mengenai cuaca dingin di Wina... Kulitku sudah bersisik saking keringnya, padahal sudah pake pelembab tiap pagi… Dan by the way, Para Kutil ini bahasa jermannya ajib sekali. Mereka sudah seperti kamus berjalan untukku, terutama Yaala. Ia selalu tahu arti suatu kosa kata Jerman dalam bahasa Indonesia. Simbiosis mutualisme antara aku dan mereka hanya didukung oleh kebelumbisaan mereka untuk membaca. Aku yang membaca (jika mereka minta dibacakan suatu tulisan), mereka yang mengartikan. Sempurna. Mereka, terkecuali Kutil 3. Ia baru bisa menyebut kata apa’, ‘bravo’, dan ‘mimi’. Ayo Abdullah, kamu pasti bisa! *salam kecup*
---
DAY 10
Saturday! Horay, today is Saturday! Hari ini anggota perjalanan lengkap, karena kali ini Bang Deni (suami kakakku) turut bertamasya ke kota~ Tujuan utama, Hofburg! Perjalanan kemarin sungguh menyisakan banyak sekali pertanyaan. Itu tidak dapat dibiarkan. Karenanya, tanpa berpikir panjang kami berangkat dari rumah dan mengambil kereta dengan arah Central Vienna, lagi.
Di tengah jalan, seperti biasa, ide kakakku, penasaran ingin ke natural history museum di Vienna atau Naturhistoriche Museum. Yah, gagal deh rencana ke komplek kaisar di Hofburg.
Kehidupan prasejarah
Nah, yang berkesan dari museum ini selain kecanggihan peralatan dan kelengkapan koleksi, adalah… Kemiripan benda-benda replika suatu objek dengan aslinya. Replika di sini bukan sekedar replika batuan atau replika T-Rex, tapi juga replika flora dan fauna. Replika fauna dibuat sedetail mungkin dan semirip ukuran aslinya. Kebayang kan replika gajah, harimau, beruang madu, hiu... Aku hanya sebentar mengunjungi bilik fauna. Niat awalku yang bermaksud untuk mengunjungi semua ruangan, surut saat melihat ruangan large mammals. Dan gak ada pengunjung di dalam ruangan itu! Kuintip, lalu berdegup jantungku, takut. Aku lari terbirit-birit ke lobby. Seriously -_-
Selesai menjelajahi museum yang akhirnya membuat betis membengkak, para orang dewasa bermaksud melanjutkan perjalanan ke Vienna International Center, VIC, untuk berbelanja bahan-bahan yang tidak tersedia di supermarket umumnya di Wina. VIC juga merupakan tempatnya UNO-city (kota PBB) yang ada di Wina. Penampilan UNO-city memang canggih. Gedung-gedung kaca berarsitektur serba futuristik menjulang tinggi. Katanya, kantor PBB di Wina adalah yang paling besar ketiga sedunia.
Perjalanan kali itu membuat flat menjadi tempat paling damai dan bahagia di dunia ini.
---
DAY 11
Now it is the Lazy Sunday. Setelah kegemporan hari kemarin, satu flat menolak untuk melangkahkan kakinya keluar. Akhirnya untuk menghindari ketidakproduktifan, kakakku memaksaku membuat kue. And finally dengan kepatuhan terhadap resep dan determinasi diri, jadilah Bolu Marmer Coklat ini. Yaa, tampilan atasnya memang tidak bisa dibilang baik, tapi kata Kutil 1 si Yaala, "Eemm kue Cik Odel enak!" dan satu flat tidak ada yang menolak untuk menghabiskannya. Yeay!
---
DAY 12
Hari Senin yang indah ini, adalah hari di mana para emak-emak (which is yang dimaksud adalah Kakakku tersayang dan Ibuku tercinta, aku? Jelas tidak) berbelanja memenuhi kebutuhan bulanan. Hey ho, let's go to the market! Pasar apa yang dituju? *suara gitar* Brunnenmarkt.... Let's take a look!
Yeap! It's already Friday! And it's time for the boys to do the Jum'ah prayer. Dan kami para wanita pun mengantar mereka ke masjid dekat Sungai Danube, sama seperti minggu lalu.
Sarapanku pagi ini :p
Berangkat dari rumah jam 11 pagi, lalu kami membeli kebab untuk makan siang, terus duduk-duduk di tepi sungai sambil menunggu mereka. Walaupun sudah tak hujan dan matahari mulai cerah, namun anginnya masih saaangat dingin.
Di tepi sungai kami makan, menemani Para Kutil main berlarian di bawah pancaran sinar matahari, beli eskrim, dan, yaa begitulaah.
Hazelnut and Pistachio, anyone?
(Menemani) Para Kutil yang Bergaya
Setelah puas bergaya, dan ternyata para lelaki sudah selesai shalat Jumat! Kami pun menemani mereka mencari makan siang. Aku juga makan lagi. A big slice of cheap and oily pizza... Right, dosa ini gak akan terjadi berulang kali kok. :p
Dari situ, niatnya mau terus ke Volksgarten di central Vienna, dan akhirnya kami pun pergi central Vienna dan mencoba menaiki bis yang mengelilingi Hofburg. Secara tidak disangka kami berakhir di sini. Ta daaaaaaa...
Ternyata di Hofburg kami terjebak pemirsa! Kami terdampar di komplek kaisar Vienna… Wuahahaha keren abis. Setelah mencari petunjuk jalan, diketahui bahwa di sini ada Museum Sisi (Permaisuri Vienna yang terkenal), Spanish Riding School, National Library, dan lain-lain. Dan komplek ini ternyata besar sekali! Karena takut kesorean, belum puas mengelilingi semuanya, Mama sudah meminta pulang dan mengusulkan ke sini lain hari. Oke, sebelum itu biarkan kami menikmati keindahan dulu sebentar, Ma.
Delman? Hahaha, kereta kuda ala kerajaan. Buat keliling Hofburg pake ini mahal banget bok.
Ayah mengisi tempat minum dengan air minum gratis, yuhuu
Peta Hofburg, buat yang ingin tahu di Hofburg ada apa aja, klik gambar untuk memperbesar yo.
Vienna Sightseeing Bus! Gratis lho. Tinggal Hop on, Hop off.
National Library! Gak sempet masuk sih...
By the way, bicara mengenai cuaca dingin di Wina... Kulitku sudah bersisik saking keringnya, padahal sudah pake pelembab tiap pagi… Dan by the way, Para Kutil ini bahasa jermannya ajib sekali. Mereka sudah seperti kamus berjalan untukku, terutama Yaala. Ia selalu tahu arti suatu kosa kata Jerman dalam bahasa Indonesia. Simbiosis mutualisme antara aku dan mereka hanya didukung oleh kebelumbisaan mereka untuk membaca. Aku yang membaca (jika mereka minta dibacakan suatu tulisan), mereka yang mengartikan. Sempurna. Mereka, terkecuali Kutil 3. Ia baru bisa menyebut kata apa’, ‘bravo’, dan ‘mimi’. Ayo Abdullah, kamu pasti bisa! *salam kecup*
---
DAY 10
Saturday! Horay, today is Saturday! Hari ini anggota perjalanan lengkap, karena kali ini Bang Deni (suami kakakku) turut bertamasya ke kota~ Tujuan utama, Hofburg! Perjalanan kemarin sungguh menyisakan banyak sekali pertanyaan. Itu tidak dapat dibiarkan. Karenanya, tanpa berpikir panjang kami berangkat dari rumah dan mengambil kereta dengan arah Central Vienna, lagi.
Foto-foto sebentar lah di taman, boleh ke?
Kutil 3 hari ini sangat tampan, di baru keramas. Rambut lembutnya disinari pancaran cahaya matahari...
Di tengah jalan, seperti biasa, ide kakakku, penasaran ingin ke natural history museum di Vienna atau Naturhistoriche Museum. Yah, gagal deh rencana ke komplek kaisar di Hofburg.
Patung yang menggambarkan asal mula orang-orang yang menempati Benua Amerika dan Australia.
Pintu depan museum.
Museum ini isinya kayak museum di film Night at The Museum. Yaah namanya juga museum sejarah alam. Isinya sangat lengkap! Banyak alat peraga interaktifnya, seperti contohnya peraga planet Bumi. Kita masuk ke ruangan hitam dan gelap, banyak bintang-bintang, dan di tengah ada bola planet Bumi yang berputar menurut porosnya yang sudutnya 23,5 derajat itu… Overall, keren deh. Dari jam 11 kami menjelajahi tempat ini sampai siang hari, dan itu pun gak semua terjelajahi. It's such a huge place!
Bilik geologi (ruangan ini hanya salah satunya. Total bilik geologi ada 4-5 ruangan seperti ini)
Tiga foto di atas, lihat deh warna bulu dan batunya, hehehe
Kristal "Amethyst"
Silber, or Silver
Kristal "Topaz"
It's called, "Gold", my dear
Batuan yang diketahui berasal dari Bulan
Batuan yang diketahui berasalh dari Planet Mars
Replika percobaan Urey-Miller, untuk menggambarkan teori "Primordial Soup". Agan Sista yang belajar The Origin of Life pasti kenal deh
Simulasi perputaran planet Bumi di tata surya. Ini di suatu ruangan gitu guys, dan bola berbentuk planet Bumi ini berputar-putar. Kadang menggambarkan perputaran angin dan awan jugaa.
Kehidupan prasejarah
Replika rangka Tyrannosaurus atau T-Rex!
Si patung mainan T-Rex ini bisa melangkah dan bersuara loh saudara-saudara. Serem abis hahahha. Liat ekspresi kagetku ini...
"Ih celemnyaaa!"
Foto sama Manny The Mammoth
Take a look closer, Lukisan Candi Borobudur!
Patung Homo neanderthalensis
Sejatinya aku lupa, kalau gak salah ini patung Homo sapiens, koreksi ya :'
Sejatinya aku lupa juga, kalau gak salah ini patung Homo erectus, koreksi juga ya :'
Menuju lobby museum
Vienna Kunsthistoriches Museum atau Museum Sejarah Seni Vienna
Nah, yang berkesan dari museum ini selain kecanggihan peralatan dan kelengkapan koleksi, adalah… Kemiripan benda-benda replika suatu objek dengan aslinya. Replika di sini bukan sekedar replika batuan atau replika T-Rex, tapi juga replika flora dan fauna. Replika fauna dibuat sedetail mungkin dan semirip ukuran aslinya. Kebayang kan replika gajah, harimau, beruang madu, hiu... Aku hanya sebentar mengunjungi bilik fauna. Niat awalku yang bermaksud untuk mengunjungi semua ruangan, surut saat melihat ruangan large mammals. Dan gak ada pengunjung di dalam ruangan itu! Kuintip, lalu berdegup jantungku, takut. Aku lari terbirit-birit ke lobby. Seriously -_-
Selesai menjelajahi museum yang akhirnya membuat betis membengkak, para orang dewasa bermaksud melanjutkan perjalanan ke Vienna International Center, VIC, untuk berbelanja bahan-bahan yang tidak tersedia di supermarket umumnya di Wina. VIC juga merupakan tempatnya UNO-city (kota PBB) yang ada di Wina. Penampilan UNO-city memang canggih. Gedung-gedung kaca berarsitektur serba futuristik menjulang tinggi. Katanya, kantor PBB di Wina adalah yang paling besar ketiga sedunia.
*Harus. Harus banget ada aku.*
Perjalanan kali itu membuat flat menjadi tempat paling damai dan bahagia di dunia ini.
---
DAY 11
Now it is the Lazy Sunday. Setelah kegemporan hari kemarin, satu flat menolak untuk melangkahkan kakinya keluar. Akhirnya untuk menghindari ketidakproduktifan, kakakku memaksaku membuat kue. And finally dengan kepatuhan terhadap resep dan determinasi diri, jadilah Bolu Marmer Coklat ini. Yaa, tampilan atasnya memang tidak bisa dibilang baik, tapi kata Kutil 1 si Yaala, "Eemm kue Cik Odel enak!" dan satu flat tidak ada yang menolak untuk menghabiskannya. Yeay!
---
DAY 12
Hari Senin yang indah ini, adalah hari di mana para emak-emak (which is yang dimaksud adalah Kakakku tersayang dan Ibuku tercinta, aku? Jelas tidak) berbelanja memenuhi kebutuhan bulanan. Hey ho, let's go to the market! Pasar apa yang dituju? *suara gitar* Brunnenmarkt.... Let's take a look!
The colors of fresh fruits and vegetables always excite me...
Finally, ketemu Indo*** juga! Selama di Wina gak pernah menyentuh barang berharga ini, dan di sini ketemu! Mereka kami dapatkan di sebuah gua harta karun berkedok Toko Chinese Food... Akhirnya pemborongan pun dimulai.
Dan - maafkan kami para penjunjung diet - pulang ke flat kamipun memulai semua penggendutan ini...
Comments
Post a Comment