Senam Bersama Emak

Selamat malam, orang-orang!

Setelah melewati perenungan untuk menentukan waktu yang tepat untuk ngeblog lagi (padahal sih gabut, bingung aja gimana mulainya), akhirnya - ta daaa! Inilah.. ane. Yak, 'ane'. (Yha, kali-kali juga sih pake 'ane', ga pernah-pernah ini *emot mata mendelik*)

Pertama-tama nih temen-temen, ane mau ngucapin selamat dulu sama peserta aksi 212. Selamat atas perjuangannya, Bapak-bapak, Ibu-ibu, Kakak-kakak, Abang-abang, Adik-adik, Ncang-ncing! Semoga perjuangan Bapak-bapak Ibu-ibu sekalian bernilai sebagai suatu amalan baik dan indah di sisi Allah SWT, semoga perjuangannya gak sia-sia dan dibalas Allah. Merinding liatnya, temen-temen. Bikin menitikkan air mata juga, tuh, 7 juta manusia membela agama Allah di bawah langit Jakarte :') Mereka menjemput pahalanya untuk jadi tiket ke surga. Ane belum punya keberanian begitu, temen-temen. Bahkan ane tidak menyumbang apapun untuk mereka. Rasanya sepi sekali hati ini, karena belum menjemput kesempatan seperti itu. Semoga ke depannya, Allah selalu kasih kita kesempatan beramal dan berjuang ya :')

Untuk yang berbeda pendapat dengan ane, mohon maap nih temen-temen, no offense ye. Tapi ane berharapnya sih ya jangan nyinyir ya. Selain gak enak diliat dan dibacanya, kan kita di sini juga saling menghormati pendapat ya. Indonesia kan negara demokrasi, ye gak temen-temen? Yoilaah. Peace? Peacee and lov and gawl. Takis sobs.

Sekarang ni, ada satu hal yang pingin banget ane ceritain. Tentang apa si? Ini tentang Enyak ane. Eh, gak cocok. Emak ane maksudnya.

***

Jadi, ada apa dengan Si Emak?

Entah sejak kapan nih, Emak ane menggunakan suatu cara buat bujuk ane melakukan sesuatu yang dia pingin, yaitu dengan mengucapkannya berulang-ulang dan memasukkannya ke dalam berbagai topik pembicaraan.

Misalnya gini.

(Topik: Jamu)
(Medan Melayu style mode: on)
Mamak: "Hoy, aneuk dareu, masih sakit lagi perut kau?"
Aneuk Dareu (Anak Gadis aka Delia): "Masih, Mak"
Mamak: "Ayok mamak bawak ke Bapak Kus***, biar dikasih jamu kau."
Aneuk Dareu: "Gak mau Mak"
Mamak: "Yah, APANYA KAU INI?!?"
Aneuk Dareu: "Nanti sama lagi gak Delia minum setelah seminggu, nanti jamunya kebuang pula, kan mubadzir?"
Mamak: "Ya itulah, JANGAN GAK KAU MINUM PULAK?!?"
Aneuk Dareu: *diam, tidak mengiyakan atau menolak*
...
*lagi nonton film action*
Aneuk Dareu: "Isssh ngeri kali lah terburai perutnya ditembak si gila itu."
Mamak: "Kalau gak mau perut kau macam gitu kau minum jamu Bapak Kus***!"
Aneuk Dareu: "...."
...
*lagi liatin acara masak spaghetti di AFC*
Aneuk Dareu: "Enak kali ya kayaknya"
Mamak: "Kalau gak kau minum jamu gak boleh kau makan itu."
Aneuk Dareu: *membatin: AAAAAAAAAAAAAAAAAAA!!!!!!*

(Medan Melayu style mode: off)

Begitulah. Kebayang, kan? Emak ane semacam gak akan berhenti sebelum akhirnya pihak korban menyerah dan mengikuti kemauan doi. Kayaknya sih doi terinspirasi dari cara ane buat minta ke Dufan bareng temen-temen. Tapi bedanya, ane bakal berhenti sesudah doi teriak ngamuk-ngamuk buat bilang enggak. Sedangkan doi gak akan berhenti walau ane nangis-nangis guling-guling di tanah.

FYI, kejadian jamu di atas itu udah terjadi beberapa tahun lalu. Nah, masalahnya, masa-masa ini kembali terulang tahun ini. Dan apa yang mendasari hal ini terjadi kali iniiiii?

Jeng jeng jeng..............

- SENAM AEROBIK LANSIA -

Emak ane gemes banget pingin ane ikut senam sama doi. Katanya karena ane yang pengangguran ini tubuhnya pemalesan banget disuruh ngapa-ngapain. Ane sih alasannya mau olahraga yang lain aja. Tapi... yah tau sendiri emak ane. Ane memang bebas untuk ikut olahraga yang lain, tapi senam ini adalah kewajiban dari emak. Macem matkul wajibnya gitu.

O ya, emak ane gak memberikan gambaran sama sekali mengenai suasana di tempat senamnya. Jadi, pada awalnya, ane berasumsi kalau emak ane ngajak senam ibu-ibu dan 'dewasa muda'.

Jadi, ini cerita pembujukan sampai penjalanan 'paksaan'-nya.

***

(Medan Melayu style mode: on)

*lagi tidur*
DUG-DUG-DUG! *pintu kamar diguncang*
Mamak: "Aneuk dareeeeeuuu, bangooon! Yok, ikut Mamak senam."
Aneuk Dareu: *masih berliur di atas bantal*
Mamak: "Odeeeeeeeel? Anak gadis malu-maluin!"
Aneuk Dareu: "...........Iya Mak."
Mamak: "Apa 'Iya Mak'?? Bangun! Mama telat senam nih gara-gara kau!!"
Aneuk Dareu: "Mama senam ajaaaaaa."
Mamak: "Ih rugi kau, jangan nyesel ya, nanti."
Aneuk Dareu: *ganti posisi obob*
...
*lagi nonton film komedi*
Aneuk Dareu: "Hahahahahaa! Aduh ketawa kami ini sampe sakit pinggang..."
Mamak: "Sakit pinggang kau itu karena gak ikut Mamak senam."
Aneuk Dareu: "...."
...
*lagi liatin video tasty bikin brownies*
Aneuk Dareu: "Mau bikin lah kami nanti"
Mamak: "Kalau gak kau ikut senam gak boleh kau bikin itu."
Aneuk Dareu: *membatin: AAAAAAAAAAAAAAAAAAA!!!!!!*

(Medan Melayu style mode: off)

Akhirnya, karena ane akhirnya ngalah, ane rela dan (kurang) ikhlas dibangunkan jam enam untuk ikut senam bareng doi.

Tempat senamnya di daerah stasiun Bandung, di sebuah rumah tua berplang "Yoga" di depannya. Usut punya usut, rumah ini memang awalnya jadi tempat olahraga Yoga, tapi master Yoganya meninggal. Setelah master Yoganya meninggal, menantu Si Master Yoga ini yang mengambil alih tempat ini dan dialihfungsikan menjadi tempat senam.

Ane buntuti si Emak sampai ke ruangan tempat senam dilaksanakan. Di dalam, Emak ane mengambil dua matras. Satu matras ditaruh di barisan pertama, yaitu tempat paling depan dan paling dekat dengan instruktur senam, dan satu matras lagi di belakang matras pertama, di barisan kedua. Setelah menaruh kedua matras itu, emak ane menaruh tasnya di matras kedua, di barisan kedua. Ane menatap protes. Emak ane balik melotot. Huft, ane jadi korban lagi. Ane taruh tas ane di matras pertama. Kenapa ane gak ikhlas gitu? Karena, guess what, posisi itu tepat di depan instruktur, seolah-olah ente lagi diajarin privat sama doi. Dan, ruangan itu sudah ditempati banyak sekali orang. Ane, yang aslinya pemalu ini, membatin sejadi-jadinya dalam hati: Pertama - kenapa dari sekian banyak posisi cuma posisi itu yang dikosongin sama para peserta senam?!? Kedua - WHAT'S WRONG WITH MY MOM, HEY? Hidung ane cuma bisa kembang kempis.................. :'

Setelah menerima nasib, ane pun mengambil posisi dan mulai mengikuti rangkaian pemanasan. Setengah dari total dinding ruangan itu dilapisi cermin. Ane melihat ke seantero ruangan melalui cermin itu. Kok... Kok....Waduh, iya. 85%... eh, enggak, 90% dari ruangan itu isinya nenek-nenek! Setelah ane cari tahu (sesudah pulang dari senam), nenek-nenek itu rata-rata berumur 60-80 tahunan..... Instrukturnya juga ternyata nenek-nenek umur 60 tahunan (tapi dengan kulit yang super kencang, badan yang super langsing dan atletis, kayak umur 40 tahunan). Kebayang gak sih, gimana malunya kalau ane gak lentur atau keliatan malesnya?

One more interesting thing is: Lagu yang digunakan buat senam ini juga bukan lagu aerobik mainstream, yang biasanya berupa pop dangdut, tapi lagu disco tahun 70 atau 80-an dicampur lagu chinese yang suka ada di film-film shaolin gitu. To be honest, ini menambah absurdnya keadaan ini.

WHY DOES THIS WHOLE WORLD FEELS SO WRONG ?????????????

***

Gerakan demi gerakan bergulir. Ane berusaha keras bertahan mengikuti tempo lagu dan ritme gerakan yang gila abis. Senam aerobik yang pada awalnya ane kira gerakannya cuma bengkokin leher-pinggang-tangan-kaki berulang-ulang kayak yang ada di Car Free Day Dago tiap Minggu pagi ini ternyata dicampur ama gerakan yoga, kayak sikap lilin (yang ditambah kedua kakinya diturunin secara bergantian dengan cepat), headstand, dll. Kebayang gak tuh?

Yang bener-bener ane gak habis pikir di ruangan itu - Gimana caranya nenek-nenek headstand? Ane - gak tau ini wajar atau memalukan sebenernya - gak bisa headstand gimana pun caranya. Maaaaak..........

Gak cuma sampe headstand, di senam ini juga dimasukkan gerakan tarian yang membutuhkan keluwesan tangan. Semua orang di situ - which means, gausah ane sebutkan lagi: nenek-nenek, eh, kesebut - berusaha keras mengikuti instruktur. Sang instruktur memandu para pesertanya dengan seksi gitu. Para peserta pun berusaha mengikuti sang instruktur dengan seksinya. Ane diem-diem berusaha mengikuti keseksian gerakan para nenek-nenek itu, dan setelah ane rasa gerakan ane cukup seksi, bagus, dan sesuai, ane lihat di cermin... Kok, malah lebih mirip silat ya?

Ane intip emak ane di belakang. Doi pun sama aja. Kadang di gerakan-gerakan yang terlampau 'hot' doi berhenti. Ane sendiri yang kelamaan ngintipin emak udah gak konsen. Perasaan di dalam hati udah membuncah pingin ketawa. Emak ane nangkep arah mata dan raut wajah ane. Doi pun berhenti dan menunduk, badannya berguncang. Waktu doi mengangkat kepalanya, wajahnya terlihat merah berkeringat dan matanya berair. Doi.... habis.... Ngakak.

Yang jelas dari semua ini adalah, ane bener-bener berusaha keras melawan diri sendiri. Apa yang ane bilang gak bisa, gak tahan, malu, pusing, ane dobrak di sini. *jangan percaya*

Finally, anjing si instruktur datang memasuki ruangan. Anjing jenis pomeranian (atau ane biasa nyebutnya pompom) itu lalu mengambil posisi di dekat sang instruktur, yang bukan lagi berada dekat dengan ane. Anjing itu pun duduk dan memandangi seluruh peserta dengan super-imut-nya. Mungkin dia berpikir - adakah yang dapat mengungguli keelokan gerakan majikannya? - yang mana hal itu tidak mungkin terjadi di ruangan itu. Maka anjing itu duduk dengan manisnya sampai seluruh rangkaian senam absurd ini selesai.

Ane dan emak ane pun pulang. Ane puas menertawai emak, dan emak akhirnya ikhlas membayar kemauan ane ikut dengannya dengan sepiring bubur mecin di sekitaran Dago. Mau seabsurd apapun olahraganya, yang namanya olahraga, kan memicu pengeluaran hormon bahagia di tubuh, ya? Jadi, senam absurd itu pun berakhir dengan bahagia, indah, makmur dan sejahtera.

***

Selanjutnya---

Sebenernya, ane waswas lagi. Emak ane kembali berulah. Doi sedang membujuk ane LAGI dengan satu hal. Apakah itu?

-PENGOBATAN TUSUK JARUM A.K.A. AKUPUNTUR-

*pembicaraan sudah dapat ditebak, tipikal dan mirip dengan pembicaraan bujukan sebelumnya*

Doakan kami ya! *baca sambil bayangin para peserta benteng takeshi yang akan mulai main di arena permainan*

***

Seseorang absurd juga memberikan karakter ini pada ane barusan untuk dipost di instagram, tapi karena di instagram terlalu hype, ane post di sini aja dah.


"I intend to populate blogger.com with children's characters for Child Cancer Awareness. #childcancerawareness"

Ane gak tau sih kenapa doi kasih ane Maruko. Tapi ekspresinya pas banget, betewe, buat postingan ini. Yah kira-kira beginilah muka ane pas di tempat senam.

***

Grazie!

Comments

Popular Posts