Vietnam
Hai para pembaca setia!
((pede bener ada yang baca, wkwkwk))
Kali ini aku pengen share tentang perjalananku ke Vietnam di tahun 2014, sekitar 2 tahun (lebih) yang lalu. Karena gak nulis jurnal perjalanan, jadi yang tersisa tinggal foto-fotonya (beberapa hal sudah dibagi lewat instagramku). So, tulisan ini bisa dibilang cuma berisi rekomendasi-rekomendasi untuk kalian - like, 'kalau ke Vietnam bisa ke mana aja sih?'.
Aku ke Vietnam dalam rangka.... Menemani ibuku. Yak. Sambil liburan juga sih tentunya. Jadi, ibuku punya grup pengajian yang rutin dia datengin. Karena ibu-ibu segrup ini rata-rata merupakan ibu rumah tangga paruh baya, yang mana bukan ibu-ibu sibuk kerja, jadi lingkaran pertemanan positif di pengajian ini sungguh berarti bagi mereka. Mereka sering banget jalan-jalan, entah itu melakukan perjalanan antar kota, antar provinsi, antar pulau, bahkan antar negara. Antar benua belom pernah sih. Trus, karena mereka grup pengajian, mereka menyebut jalan-jalan ini sebagai: Tadabbur Alam. Tapi kebanyakan foto-foto dan belanjanya, wkwkwk. Namanya juga ibu-ibu.
Kalau ke luar negeri, ibuku cuma pernah jalan-jalan bareng mereka ke Malaysia. Nah, edisi ke Vietnam ini, dia tanya aku, "Mau nemenin Mama gak kamu?". Kontan aku seneng banget dong diajak begitu. Setelah memastikan di tanggal kepergiannya takkan ada ujian atau agenda perkuliahan penting apapun, akhirnya aku pun ikut dan dibelikan tiket. Walau ternyata pada akhirnya aku absen praktikum penting, di mana data-data yang diperlukan untuk keberlangsungan praktikum itu ada di aku semua. Hahahahahahahahahahaha. Maafkan aku teman-temin.
***
DAY 1: 16 November 2014
Kami berangkat dari Bandung sekitar jam 7 pagi di tanggal 15 November 2014. Beginilah rupa asemku dalam memulai perjalanan ini.
Akuh
Meh and My Loveleh Mommeh
Dari Bandung ke Jakarta kami pergi menggunakan bis pariwisata bersama puluhan ibu-ibu rempita yang kerjanya selfie dan wefie (sumpah, literally sesering itu). Dari Jakarta kami terbang ke Hanoi dan tiba di Bandara Internasional Noi Bai. Lupa ya itu jam berapa.
Kami memulai petualangan kami di Hanoi pada keesokan harinya. Tempat pertama yang kami kunjungi adalah Musoleum Ho Chi Minh, yang mana adalah makam Sang Bapak Bangsa Vietnam, Ho Chi Minh.
Tempat ini dijaga oleh petugas militer Vietnam berbaju putih-putih. Tubuh Ho Chi Minh bersemayam dan dipamerkan di dalam bangunan kotak itu. Kata situs travel.detik.com, ada peraturan yang ketat untuk orang-orang yang masuk ke sana. Petugas akan memaksa membuka tas pengunjung dan digeledah dengan cermat. Kamera akan ditinggal dan dititipkan di petugas, serta bisa diambil kembali. Setiap pengunjung hanya boleh berada sekitar 5 menit. Katanya lagi, setiap 2-3 tahun sekali, jasadnya dikirim ke Rusia untuk dibalsem kembali.
Para ibu-ibu sempat ditawari untuk memasuki bangunan itu dan melihat mayat Ho Chi Minh dari dekat. Tapi setelah dijelaskan restrictionsnya, mereka mengurungkan niatnya dan memilih untuk berfoto-foto di depan bangunan (dan di sepanjang jalannya) saja, dengan aku sebagai fotografer tetap tentunya.
Tante Ina, salah satu ibu-ibu baik hati dan tidak tega melihat aku berposisi sebagai fotografer forever menawari aku untuk masuk ke sana. Aku sebagai bocah cilik memilih untuk menolak tawaran Tante Ina yang baik hati karena takut menghambat perjalanan, padahal pengen. Jadi ku hanya selfie depan bangunan itu, sama seperti ibu-ibu lainnya. Apakah ini menjadikan aku ibu-ibu juga?
Tante Ina, salah satu ibu-ibu baik hati dan tidak tega melihat aku berposisi sebagai fotografer forever menawari aku untuk masuk ke sana. Aku sebagai bocah cilik memilih untuk menolak tawaran Tante Ina yang baik hati karena takut menghambat perjalanan, padahal pengen. Jadi ku hanya selfie depan bangunan itu, sama seperti ibu-ibu lainnya. Apakah ini menjadikan aku ibu-ibu juga?
Boo.
Pemandu wisata kami yang baik hati dan polos yang suka digodain sama ibu-ibu. Ia berusaha memandu kami dengan bahasa Inggris seadanya tapi lebih mending dibanding ia mencoba menjelaskan segalanya dengan bahasa Indonesia, sungguh membingungkan untuk memahaminya
Kompleks makam Ho Chi Minh ini guede banget, karena ternyata kompleks ini menyatu dengan Istana Kepresidenan Ho Chi Minh.
Istana kepresidenan ini sungguh mewah, tapi sederhana (modest). Such a big pleasure untuk berlama-lama di sini karena asri dan sejuknya tempat ini (apalagi waktu kami datang lokasi istana masih berkabut).
Aa-aa petugas militer yang senyum terus menyapa Ibu-ibu
Gedung utama istana presiden
Garasi rumah Om Ho Chi Minh yang memamerkan tiga mobil antik sang presiden
Semacam ruang makan rumah Om
A huge fish pond. This is my favourite spot in this palace.
Rumah panggung sederhana punya Om Ho. Menurut travel.kompas.com, Om Ho juga menggunakan kolong rumah ini untuk mengontrol situasi, terutama saat perang Vietnam.
Akhir jalur tur dari istana kepresidenan ini mengarah ke toko-toko souvenir dan kantin.
Di kantin, aku bertemu dengan rombongan anak-anak dengan wajah kemerahan khas Asia Tengah dan memakai baju lucu-lucu. Di samping mereka, ada 2 orang pemuda yang kutebak orang Vietnam. Setelah kutanya anak-anak ini darimana, mereka bilang kalau anak-anak ini berasal dari Mongolia. Mereka bernasib kurang beruntung. Dua orang pemuda tersebut adalah anggota suatu komunitas sosial yang menyediakan fasilitas untuk anak-anak itu bersekolah, karena di tempat asalnya anak-anak itu tidak bersekolah. Baju lucu-lucu yang mereka pakai adalah pakaian tradisional khas Mongolia.
Kontan dengan bersemangat kutanya pada dua pemuda itu apakah boleh aku berfoto bersama mereka. mereka bilang tentu saja, karena dengan berfoto bersama mereka artinya kamu mendukung mereka.
Hasil kecentilanku
Look at how adorable they are
Dari istana kepresidenan, rombongan kami bertolak menuju Temple of Literature, atau Quốc TỠGiám (gatau bacanya gimana). Katanya vietnam-guide.com, kuil ini awalnya merupakan suatu universitas dan merupakan bentuk dedikasi untuk Confucius. Kuil ini juga merupakan tempat peninggalan arsitektur tradisional khas Vietnam. Sampai saat ini, kuil ini dihormati sebagai tempat peringatan bagi masyarakat Vietnam tentang pentingnya sastra dan pendidikan.
Well of Heavenly Clarity
Kebetulan kesini waktu ada yang wisudaan. Wisudawati ini kesini untuk sembahyang dalam rangka bersyukur dan meminta berkat untuk kelulusannya
Tempat sembahyang para wisudawan-wisudawati
Dari sini kami melanjutkan perjalanan ke Jembatan Merah (atau Jembatan Matahari Terbit). Jembatan berwarna merah yang melintas di danau ini, merupakan jalan yang menghubungkan daratan dengan pulau kecil di tengah danau dimana Ngoc Son Temple berdiri.
Sembahyang
Jembatan Merah. Kujuga suka banget dengan pohon-pohon tua yang menjulang itu
Dan terakhir di hari itu, kami mampir ke suatu pasar tradisional - yang tampaknya khusus untuk turis (?) - yang menjual barang-barang untuk oleh-oleh.
***
DAY 2: 17 November 2014
I have exactly no idea about our next destination, sehingg akhirnya ku pasrah dan ikut-ikut aja. Yang kutau adalah, kami akan pergi dari Kota Hanoi dan di akhir hari ini kami direncanakan akan sampai di Kota Ho Chi Minh atau Kota Saigon.
Setelah menempuh jarak sepanjang 183 km selama 3,5 jam dari Kota Hanoi, kami pun berhenti di sebuah pelabuhan.
Di pelabuhan tersebut, aku menemukan kapal-kapal kecil yang dihias-hias. Dari penampakannya sih, terlihat kalau tempat yang dituju dengan kapal ini memang daerah wisata.
Cantik-cantik, kan, kapalnya?
Rombongan kami lalu dibawa ke suatu kapal yang telah dipesan khusus untuk rombongan kami. Waktu kami dipersilakan masuk ke kapalnya, wow....... Ini jauh banget dari ekspektasi aku sejak awal. Bagus banget!
Dan di dalam kapal ini sudah tersusun kursi-kursi yang saling berhadapan dengan masing-masing sebuah meja di antara kursi-kursi tersebut. Kayak udah dirancang seperti restoran gituuuuu.
Dan di dalam kapal ini sudah tersusun kursi-kursi yang saling berhadapan dengan masing-masing sebuah meja di antara kursi-kursi tersebut. Kayak udah dirancang seperti restoran gituuuuu.
Aku yang canggung duduk bersama Ibu-ibu
Kapal tersebut adalah kapal double decker gitu. Aku pun gak bisa menahan rasa penasaranku untuk berkunjung ke lantai atas.
Ketika kapal telah berlayar
Karena lama-lama pemandangan dari atas kapal ini terlihat semakin mystical, dan bulu kudukku mulai merinding, aku langsung turun ke bawah menghampiri tour guide kami untuk bertanya tempat apakah ini (alasan, sebenernya ya emang jadi takut aja, takut tiba-tiba ada naga yang muncul dan melahap aku yang sendirian di lantai atas kapal -_- oke ini fantasi yang berlebihan).
Ternyata tempat ini adalah... Ha Long Bay. Teluk yang terletak di Provinsi Quang Ninh ini punya mempunyai arti berupa "teluk di mana naga bersemayam" (no wonder). Ha Long Bay ini juga merupakan satu dari tujuh keajaiban dunia yang baru. Dan, usut punya usut, ternyata situs ini adalah tempat shootingnya James Bond yang Tomorrow Never Dies! Manthaaaap.
Haha, pantes gak sih kalau aku bilang fantasiku beralasan? Soalnya ini kayak memasuki dunia lain gitu loh...
Kapalku pun berhenti di dermaga salah satu pulau, yang kemudian kuketahui bernama Pulau Bo Hon.
Turun dari kapal, aku sudah tidak sabar untuk menyusuri jalan setapak dari dermaga, yang bahkan aku gak tau itu mengarah ke mana. Tapi, aku baru ingat aku sedang jalan-jalan bersama ibu-ibu. Setelah menunggu mereka dandan, membenarkan posisi jilbab mereka, cari spot foto, berfoto dan berpose (5 spot foto masing-masing ada kayaknya), dan akhirnya, off we go.
Turun dari kapal, aku sudah tidak sabar untuk menyusuri jalan setapak dari dermaga, yang bahkan aku gak tau itu mengarah ke mana. Tapi, aku baru ingat aku sedang jalan-jalan bersama ibu-ibu. Setelah menunggu mereka dandan, membenarkan posisi jilbab mereka, cari spot foto, berfoto dan berpose (5 spot foto masing-masing ada kayaknya), dan akhirnya, off we go.
Plang yang terpasang di dekat dermaga itu tidak menjelaskan apa-apa tentang tujuan kami. Dengan tour guide kami berjalan di depan kami, kami pun berjalan menyusuri jalan setapak. Jalan setapak tersebut membawa kami menaiki tangga yang panjang dan tinggi, dan akhirnya sampailah kami pada tempat ini.
Ini adalah Hang Sung Sot atau "Cave of Surprises". Menurut www.atlasobscura.com, gua ini ditemukan oleh orang Prancis pada tahun 1901.
Hang Sung Sot adalah gua dengan langit-langit yang sangat tinggi, jadi seolah-olah kita berada dalam hall yang sangat besar, sehingga Hang Sung Sot ini seperti rangkaian hall. Stalaktit dan stalakmitnya menjulang dan menjulur panjang, dan diberi pencahayaan dengan lampu warna-warni yang semakin menambah estetika dari interior gua ini. Katanya, beberapa batu di sini ada yang berbentuk patung Buddha, kura-kura besar, bahkan - maaf - penis. Patung penis ini benar-benar dihargai oleh penduduk setempat sebagai simbol kesuburan. Tapi sesungguhnya, batu-batu tersebut gak bisa aku bedakan dengan batu yang lain karena - ya, semua itu terlihat sama saja. :/
Hang Sung Sot adalah gua dengan langit-langit yang sangat tinggi, jadi seolah-olah kita berada dalam hall yang sangat besar, sehingga Hang Sung Sot ini seperti rangkaian hall. Stalaktit dan stalakmitnya menjulang dan menjulur panjang, dan diberi pencahayaan dengan lampu warna-warni yang semakin menambah estetika dari interior gua ini. Katanya, beberapa batu di sini ada yang berbentuk patung Buddha, kura-kura besar, bahkan - maaf - penis. Patung penis ini benar-benar dihargai oleh penduduk setempat sebagai simbol kesuburan. Tapi sesungguhnya, batu-batu tersebut gak bisa aku bedakan dengan batu yang lain karena - ya, semua itu terlihat sama saja. :/
Cantik banget, kan (guanya)? :)
I was so in love with the cave. Gua itu bener-bener menyediakan suasana yang berbeda dan majestik. :3
Selesai menyusuri gua, kami pun keluar dari gua. Sementara Ibu-ibu sibuk berbelanja souvenir, aku sibuk mencari spot foto dan berharap bisa dapet foto hits di sini (yang mana hal itu tinggal harapan). Setelah itu, kami pun melanjutkan perjalanan - yang kata tour guide kami - menuju pulau lain di Ha Long Bay.
Dibuang sayang aja sih ini. :p
Bagus banget kan...
Di suatu pulau, kami pun berhenti lagi. Kali ini, tour guide kami menjelaskan bahwa kami akan diajak menyusuri pulau-pulau di Ha Long Bay dengan perahu yang lebih kecil (maksimal 6 orang satu perahu). Untuk Ibu-ibu yang tidak berani, disarankan tetap tinggal di kapal.
Ibuku adalah orang yang menempatkan naik perahu sebagai opsi paling tidak dipilih ketika wisata ke perairan manapun. Ia sempat bertanya kepadaku, "Apa Mama tinggal aja ya?"
Aku, yang sudah tau persis Ibuku luar dalam, bersikap acuh tak acuh dan menjawab, "Kalau Mama gak mau, Delia ikut ya. Kan sama Ibu-ibu yang lain."
Ibuku pun berpikir... Berpikir... Dan akhirnya dengan takut-takut menimpali, "Mama ikut aja deh. Ibu-ibu yang lain aja ikut." Hahaha. It's a good perks of travelling with your Mom's friends (soalnya kalau biasanya sekeluarga doang, kalau doi gak ikut yang lain pun gak boleh ikut). ;)
It was a bay cruise and I couldn't be more excited!
Terlalu senang
Masya Allah, Masya Allah, Masya Allah. Ha Long Bay bagus banget! :')
Sepulang dari bay cruise tersebut, kami kembali ke kapal. Sembari pelayan kapal menyiapkan makan siang untuk kami, aku kembali ke lantai atas kapal untuk menikmati detik-detik terakhir di Ha Long Bay. Pesona Ha Long Bay yang begitu memikat, melekat, sangat kuat ada di benakku sampai sekarang ketika aku menulis semua ini! :)
Siap-siap makan siang. Menunya banyak banget, serba seafood, Alhamdulillah
Dua pulau (atau batu besar) ini dari jauh terlihat seperti dua ayam yang berhadapan menjadi patung perpisahan kami dengan Ha Long Bay
***
DAY 3: 18 November 2014
Kemarin, dari Ha Long Bay, kami langsung melanjutkan perjalanan ke Kota Saigon atau Ho Chi Minh City dan bermalam di sana, karena paginya kami akan berjalan-jalan di sekitar Saigon.
Tujuan pertama kami di Saigon adalah Cu Chi Tunnels. Tempat ini dapat ditempuh selama 1 jam dari Saigon.
Cu Chi Tunnels adalah museum yang mengabadikan bukti sejarah perang Vietnam pada tahun sekitar 1970-an saat tentara Vietkong bergerilya melawan tentara Amerika Serikat dan sekutunya. Di sini, biasanya selalu ada tour guide internal, tapi memang digabung dengan turis lain. Kalau rombongan kami, tentu tidak digabung dengan turis lain karena jumlah orang di rombongan kami cukup banyak.
I'm going to tell you about this place, and because this place is very cool, it's gonna be long.
Cu Chi Tunnels terdiri dari terowongan-terowongan (tunnels) dan ruang-ruang bawah tanah (bunker) yang terdiri dari 3 tingkat ke dalam tanah! Sumpah, gila banget, kayak gorong-gorong tikus gitu kali ya. Bunker-bunker ini memiliki fungsinya masing-masing, ada ruangan pertemuan, dapur untuk konsumsi tentara, istirahat, perawatan kesehatan, pembuatan senjata, dan lain-lain. Setiap komponen ruangan dijelaskan fungsinya, terutama komponen-komponen yang berkaitan dengan sistem ventilasi udara.
Selain terowongan dan bunkernya, kami juga diajak menyusuri hutan tempat terjadinya perang. Di hutan ini, diperlihatkan jebakan-jebakan dan terowongan-terowongan rahasia yang dibuat oleh tentara Vietkong.
Selain itu, salah satu tempat hiburan untuk wisatawan di Cu Chi Tunnels ini adalah wahana di mana para wisatawan bisa mencoba menembak dengan senjata asli yang digunakan saat perang tersebut. Jadi, selama kami melihat-lihat jebakan di hutan, suara tembakan selalu menggelegar di udara, membuatku terkejut-kejut. -_-
Ini beberapa sudut di Cu Chi Tunnels yang sempat kuabadikan di kameraku.
Ruang pertemuan
Ibu-ibu di dalam ruang pertemuan
Sebelum dicolok
Sesudah dicolok. Bayangin kamu gak sengaja nginjek ini. Serem banget gak -_-
Salah satu tempat persembunyian tentara Vietkong. Kecil banget, sempit banget. Memang dipasin seukuran orang Vietnam biar tentara Amerika gitu gak bisa masuk. Terus pintu persembunyian ini memang disembunyikan dengan menggunakan dedaunan, tanah, dan kayu-kayu pepohonan.
Suasana saat tentara Vietkong beristirahat
Contoh senjata yang dibuat sendiri
Jenis-jenis jebakan yang dibuat tentara Vietkong
Tempat pembuatan perkakas
Tempat pembuatan senjata
Jalan masuk terowongan
Enak. Nyam.
Lucunya, di Cu Chi Tunnel ini memang banyaknya turis, terutama bule. Hasil aku nguping rombongan lain adalah banyak turis Amerika datang ke tempat ini karena marah, penasaran, dan ingin mempelajari bagaimana dulu ayah, paman, uwa, dan kakeknya meninggal di tempat ini.
Hal yang bikin Ibuku deg-degan berjalan-jalan di sini adalah keterangan dari tour guidenya bahwa - katanya - di sekitar tempat ini masih ada bom ranjau aktif, yang kalau diinjek bisa meledak! Sebenernya Wallahu'alam bisshawab sih. Tapi itu bikin doi melarang me buat keluar jalur tur dan eksplorasi hal-hal lain. Ah, si emak. Sa ae pembenarannya. (Tapi ternyata beneran gais. Setelah ane search di gugel, aa aa ini juga bilang kalau di sini masih banyak ranjau. Ini dia kutipannya.
Beneran ternyata. -_-)
Karena hal-hal yang kudapat dari kunjunganku ke sini gak aku catet di sebuah jurnal perjalanan gitu, alhasil aku hanya dapat mengorek-ngorek ingatanku dari surfing blog-blog orang yang pernah ke sana juga. It's worth searching!
Hal-hal menarik di Cu Chi Tunnels tentang strategi perang tentara Vietkong melawan tentara Amerika yang aku dapat dari berbagai sumber di antaranya adalah:
Hal yang bikin Ibuku deg-degan berjalan-jalan di sini adalah keterangan dari tour guidenya bahwa - katanya - di sekitar tempat ini masih ada bom ranjau aktif, yang kalau diinjek bisa meledak! Sebenernya Wallahu'alam bisshawab sih. Tapi itu bikin doi melarang me buat keluar jalur tur dan eksplorasi hal-hal lain. Ah, si emak. Sa ae pembenarannya. (Tapi ternyata beneran gais. Setelah ane search di gugel, aa aa ini juga bilang kalau di sini masih banyak ranjau. Ini dia kutipannya.
"Di desa Cu Chi, wisawatan harus hati-hati berjalan. Di sekitar desa, pemerintah Vietnam bahkan menanam pohon-pohon karet, untuk menandai daerah yang rawan ranjau. Meskipun perang sudah berlalu selama puluhan tahun, namun masih banyak ranjau yang terpasang di desa itu, bahkan di seluruh Vietnam. Makanya, pemerintah Vietnam sangat menghargai orang-orang yang mau tinggal di desa Cu Chi. Mereka akan diberikan tanah yang luas untuk bertani dan rumah. Kompensasi yang dianggap cukup pantas atas resiko yang mungkin mereka hadapi di sana. Menurut pemandu kami, hingga kini masih banyak warga Vietnam yang meninggal karena menginjak ranjau. Pemerintah Vietnam lanjutnya, mengalokasikan dana antara 5 – 15 juta dolar untuk membersihkan ranjau di Vietnam. Bahkan Amerika baru-baru ini memberikan bantuan hingga 50 juta dolar untuk membantu upaya itu. Namun menurutnya, Vietnam butuh 20 tahun untuk benar-benar bersih dari ranjau. Seram."
Beneran ternyata. -_-)
Karena hal-hal yang kudapat dari kunjunganku ke sini gak aku catet di sebuah jurnal perjalanan gitu, alhasil aku hanya dapat mengorek-ngorek ingatanku dari surfing blog-blog orang yang pernah ke sana juga. It's worth searching!
Hal-hal menarik di Cu Chi Tunnels tentang strategi perang tentara Vietkong melawan tentara Amerika yang aku dapat dari berbagai sumber di antaranya adalah:
2. Ini fakta menarik tentang gundukan tanah di hutan Cu Chi menurut blog seorang aa aa
"di hutan Cu Chi ini terdapat banyak gundukan tanah yang memiliki lubang kecil disetiap sisinya, ini digunakan sebagai sela untuk menembak musuh dari dalam tanah. Kata tour guidenya, gerilyawan Vietnam suka menembak musuh dari dalam tanah, dan mereka tidak menembak langsung ke badan atau kepala. Tapi yang jadi sasaran tembak mereka adalah kaki para tentara Amerika. Karena kalau menembak kaki, si tentara Amerika itu gak akan langsung mati, paling cuma cedera saja, terus ketika cedera itu, otomatis teman-temannya akan datang membantu tentara Amerika yang tertembak itu, dikarenakan masih bisa ditolong. Nah, disinilah baru pembantaian sesungguhnya terjadi. Saat tentara Amerika bergerumul untuk membantu temannya secara spontan, mereka akan langsung dihujani tembakan oleh para gerilyawan Vietnam. Dan otomatis yang mati pun akan semakin banyak. Very smart!!"
3. Cu Chi Tunnels dibangun oleh tentara Vietkong dengan sangat thoughtful. Betapa tidak, terowongan-terowongan tersebut dibangun dengan sangat sempit dan kecil sehingga tentara AS yang badannya gede-gede gak bisa masuk. Kalau mau masuk, harus jongkok atau nunduk gitu. Ditambah lagi dengan adanya berbagai ranjau mematikan dari bambu yang dipasang di sekitar pintu masuk terowongan, bikin tentara AS mikir-mikir dong mau masuk juga. FYI, terowongan itu terdiri dari 3 level yang memiliki kedalaman berbeda. Kata aa ini juga, orang Vietnam bisa dengan mudah membuat lubang itu karena tanah di desa Cu Chi sangat padat, sehingga tanah tidak mudah runtuh.
4. Tentara AS tentu berkali-kali melancarkan berbagai serangan untuk menghancurkan terowongan tersebut atau membunuh tentara Vietkong di dalam terowongan tersebut. Ini beberapa usaha-usaha yang dilakukan.
- Menyemprotkan gas beracun untuk membunuh gerilyawan dalam terowongan.
- Membuang ribuan ular berbisa dan kalajengking ke dalam terowongan untuk membunuh banyak gerilyawan. Tapi, di luar dugaan, tentara Vietkong malah senang. Dari informasi yang ada, tepatnya dari merdeka.com, Vietkong dikenal hebat menangkap ular dengan tangan kosong. Mereka malah memburu ular kiriman AS itu untuk dimakan.
- Memompa jutaan galon air dari Sungai Mekong, lalu dialirkan ke terowongan. Namun tak masalah, karena terowongan Cu Chi terdiri dari tiga tingkat. Menurut merdeka.com, air tersebut lalu dialirkan menuju tingkat terbawah dan kembali ke Sungai Mekong. Air tersebut malah membuat udara terowongan yang panas menjadi lebih sejuk.
- Memasukkan bom ke dalam ventilasi terowongan di tanah. Katanya, agar tetap bisa hidup di dalam tanah, tentara Vietkong membuat lubang-lubang ventilasi sehingga mereka tetap bisa bernafas dari ruangan di bawah tanah. Dari permukaan tanah, ventilasi tersebut terlihat seperti lubang kecil di atas gundukan tanah. Sejumlah ventilasi ini kemudian menjadi sasaran bagi tentara Amerika yang mencoba untuk menghancurkan terowongan menggunakan bom. Namun, tentara Vietkong telah memikirkannya. Bila bom menghancurkan terowongan di level satu, para tentara Vietkong tersebut bisa masuk ke level lebih dalam.
5. Menurut merdeka.com juga, di perang tersebut, tentara AS memiliki banyak anjing yang sudah siap siaga untuk melacak musuh. Tentara Vietkong pun memiliki cara untuk mengelabui anjing tersebut, yaitu dengan mencampur tanah di mulut terowongan dengan merica yang bisa membuat anjing pelacak kehilangan daya penciuman. Selain itu, tentara Vietkong pun terkadang meletakkan pakaian tentara Amerika tawanan mereka tidak jauh dari lubang, sehingga si anjing tidak bisa melacak keberadaan lubang, karena yang bisa dia cium hanya bau badan tentara Amerika atau lada.
Keren banget ya, orang Vietnam! Ditambah lagi, katanya, ide pembuatan terowongan ini berasal dari petani, bukan seorang komando militer atau pimpinan politik masa itu. Mereka melakukan atas dasar insting bertahan hidup dan keinginan memperjuangkan hak mereka untuk bernegara.
Setelah berkunjung ke Cu Chi Tunnels ini, muncul kekagumanku pada kecerdikan orang Vietnam. Dengan cara gerilya seperti ini, Vietnam berhasil dipertahankan oleh bangsanya sendiri dan orang Vietnam berhasil mengusir Sekutu Amerika Serikat. Padahal, kalau di film-film perang Vietnam-Amerika - atau, yang banyak dikenal, Rambo deh - Amerika selalu jadi pihak yang heroik, pasti menang, berkuasa, punya teknologi canggih, dan tinggal tembak-tembak orang Vietnam, kan? Ternyata, itu hanyalah pengelabuan publik semata gais! Walaupun dengan teknologi dan persenjataan yang sederhana, Tentara Vietkong dengan strategi dan kecerdikannya berhasil menumpas Amerika! Gila gak tuh.
Well, however, perang ini tetap jadi nestapa besar untuk Vietnam, karena Kota Saigon sendiri hancur lebur dan persentase jumlah korban jiwa masyarakat Vietnam sangat besar.
Aku bener-bener sepakat kalau Cu Chi Tunnels ini adalah contoh museum yang sangat bagus, karena tempatnya yang dipertahankan menyerupai keadaan asli saat kejadian, alat-alat yang direka ulang atau asli yang dulu digunakan saat kejadian, hal-hal yang bisa kita coba sendiri sehingga kita bisa dapet sense bagaimana peperangan ini dulu terjadi, dan tentunya para tour guide dengan cerita dan ingatannya akan peperangan ini yang sangat lekat. Beberapa tour guide bahkan mengaku bekerja di sini karena keluarganya adalah korban perang Vietnam-Amerika ini.
Overall, museum ini benar-benar mengasah rasa dan asa. Asik. Wajib dikunjungi kalau kamu ke Saigon!
*breathing and calming my own self from the coolness of Cu Chi Tunnels*
Lanjut ya.
Setelah dari Cu Chi Tunnels, kami pun bertolak ke arah Kota Saigon untuk berjalan-jalan di kota. This girl is going downtown!
Sebenernya ini less likely disebut jalan-jalan sih, soalnya hal yang benar untuk dikatakan adalah ini merupakan momen mengintil para Ibu-ibu berbelanja. Aku gak banyak foto-foto di saat-saat ini juga sih, karena mostly Ibu-ibu bergumul di daerah pusat perbelanjaan Kota Saigon.
Setelah berkunjung ke Cu Chi Tunnels ini, muncul kekagumanku pada kecerdikan orang Vietnam. Dengan cara gerilya seperti ini, Vietnam berhasil dipertahankan oleh bangsanya sendiri dan orang Vietnam berhasil mengusir Sekutu Amerika Serikat. Padahal, kalau di film-film perang Vietnam-Amerika - atau, yang banyak dikenal, Rambo deh - Amerika selalu jadi pihak yang heroik, pasti menang, berkuasa, punya teknologi canggih, dan tinggal tembak-tembak orang Vietnam, kan? Ternyata, itu hanyalah pengelabuan publik semata gais! Walaupun dengan teknologi dan persenjataan yang sederhana, Tentara Vietkong dengan strategi dan kecerdikannya berhasil menumpas Amerika! Gila gak tuh.
Well, however, perang ini tetap jadi nestapa besar untuk Vietnam, karena Kota Saigon sendiri hancur lebur dan persentase jumlah korban jiwa masyarakat Vietnam sangat besar.
Aku bener-bener sepakat kalau Cu Chi Tunnels ini adalah contoh museum yang sangat bagus, karena tempatnya yang dipertahankan menyerupai keadaan asli saat kejadian, alat-alat yang direka ulang atau asli yang dulu digunakan saat kejadian, hal-hal yang bisa kita coba sendiri sehingga kita bisa dapet sense bagaimana peperangan ini dulu terjadi, dan tentunya para tour guide dengan cerita dan ingatannya akan peperangan ini yang sangat lekat. Beberapa tour guide bahkan mengaku bekerja di sini karena keluarganya adalah korban perang Vietnam-Amerika ini.
Overall, museum ini benar-benar mengasah rasa dan asa. Asik. Wajib dikunjungi kalau kamu ke Saigon!
*breathing and calming my own self from the coolness of Cu Chi Tunnels*
Lanjut ya.
Setelah dari Cu Chi Tunnels, kami pun bertolak ke arah Kota Saigon untuk berjalan-jalan di kota. This girl is going downtown!
Sebenernya ini less likely disebut jalan-jalan sih, soalnya hal yang benar untuk dikatakan adalah ini merupakan momen mengintil para Ibu-ibu berbelanja. Aku gak banyak foto-foto di saat-saat ini juga sih, karena mostly Ibu-ibu bergumul di daerah pusat perbelanjaan Kota Saigon.
Sisa-sisa foto. Sayang dibuang. Biarkan kecentilan saat menunggu Ibu-ibu belanja di dalem ini diabadikan.
Foto. Super. Sisa.
And our destination in the end of the day - and in the end of the vacation - was very... memorable. We were going to have dinner in Saigon River Cruise. That was my dream dinner and I finally experienced it. :') It was so beautiful.
And our destination in the end of the day - and in the end of the vacation - was very... memorable. We were going to have dinner in Saigon River Cruise. That was my dream dinner and I finally experienced it. :') It was so beautiful.
A night city light reflection on Saigon River
Another cruise
Me. Happy.
***
So, that was the end of my "rempong" vacation! If you guys ever come to any other places in Vietnam and find another interesting place to visit, please share em with me!
***
Oke guys. Jangan bosan untuk menanti post nirfaedah lainnya dari seorang mind wanderer gak jelas ini. Xixixi.
Ciao! ;)
Ciao! ;)
Comments
Post a Comment