Kacamata

Saat itu aku, di depanmu, berusaha untuk tidak melihatmu,

Tapi saat aku mencuri pandang  padamu, kau menatap ke arahku. Namun bukan ke mataku. Aku tak tahu kamu melihat apa.

"Ini..... apa?" Tiba-tiba jarinya meraih gagang kacamataku yang tersemat di celah telingaku.

"Kamu pakai karet ini di kacamata agar kacamatamu tidak melorot?"

Aduh... sial. Memalukan. Aku ketahuan. Belum lagi perasaan malu karena sudah 'geer'.

"Iya," sahutku meringis.

Tuk... tuk... jarinya sekarang mengetuk kaca kacamataku!

"Ini bercak apa?" tanyanya lagi.

"Kotor dan sudah banyak tergores," sahutku setengah kesal. Mengapa dia sibuk-sibuk mengurusi kacamata yang kupakai?!

Lalu ia mengernyitkan dahinya. 

"Aku sudah mau beli, kok," aku membela diriku sendiri.

Wajahnya berubah, "jangan."

Aku mulai merasa orang ini konyol. "Kenapa?"

"Biarkan aku yang belikan untukmu sebagai seserahan di acara kita kelak."

Aku melongo. Jantungku berdegup kencang. Dasar bodoh!

"Ya?"

Wajahku panas. Dan aku berharap itu hanya karena matahari.

Comments

Popular Posts