Austria (7)
DAY 13
No, nothing special in my day today, just another lazy and the same day. Sampai siang semua orang (terutama Mama - dia yang paling semangat untuk...) memutuskan untuk di dalam flat. Mama ingin memasak makanan kesukaannya dan request dari satu keluarga, Kakak dan aku bantu-bantu. Ali memanfaatkan waktu dan wifi di flat yang super kilat untuk mendownload berbagai film dengan membabi buta, Ayah berhibernasi, Bang Deni pergi kerja, dan tugas Para Kutil - seperti biasa - merecoki seluruh kegiatan itu terkecuali ayahnya (karena tidak berkegiatan di flat). Kadang kakakku takut masakan yang Mama inginkan untuk selalu menjadi masterpiece di rumah akan tercampur dengan upil dan ingus mereka.
Sekitar pukul 2 siang, kami akhirnya berangkat ke Mariahilferstrasse untuk... aku juga tidak tahu untuk apa. Tujuan beberapa dari kami hanya untuk melihat coklat untuk oleh-oleh, dan pada akhirnya kami hanya membeli sedikit. Yah, pergi ke sini hitungannya untuk cuci mata lah~
Lukisan yang menggambarkan ciri khas Wina pada tram - angkutan umum pada jalan raya di Wina.
Another painting on tram. Lukisan ini memperingati 150 tahun lahirnya Gustav Klimt, pelukis legendaris asal Austria.
Another shots of Mariahilferstrasse. Daerah ini gak pernah sepi, karena merupakan pusat perbelanjaan di Wina. Macam Orchard Road di Singapura.
Kutil 3 cemberut, capek dan ngantuk. :(
---
DAY 14
Hari ini, plan kami adalah: pergi ke Schonbrunn! Yeay! Apa itu Schonbrunn? Aku juga tidak tahu. Di buku Vienna Tourist Guide dari Lonely Planet tempat ini adalah most visited place dan recommended. Daripada nganggur di flat, mending cari tahu apa sih Schonbrunn ini, sampai di rekomendasikan di sang primbon Lonely Planet.
Kutil 3 marah-marah, masih ngantuk udah di ajak pergi.
Pergilah kita ke Schonbrunn dan
ternyata lumayan jauh juga dari tempat kakakku. Sampai di stasiun Schonbrunnnya, sudah terlihat kalau ini adalah daerah wisata.
Stasiun Schonbrunn
What's up, yo?
Gaya paling ajib dari Jilan, si Kutil 2.
Waktu bertemu lapangan rumput, Kutil 3 ngantuknya hilang~
Mengikuti map yang tersedia di buku Vienna Tourist Guide tersebut, terdamparlah kami semua di Schloss Schonbrunn (Schonnbrunn Palace). Masuk
ke lobby, kami pun diberi peta istana tersebut.
Peta Schloss Schonbrunn yang berdiri di dekat lobby.
Masuk masuk dan masuk, baru nyadar kalau... This place is so damn huge! Istana yang super besar, taman saaangat luas, bukit untuk melihat seantero kota Vienna, air mancur, taman bunga,
labirin, museum, satu lantai yang isinya baju semua, bangunan khusus
imperial carriage, kitchen di depan istana yang khusus membuat apple
strudel, bahkan kebun binatang -_- Dalam sehari, tidak mungkin satu tempat ini dapat terjamah. Disediakan paket-paket tour untuk melihat seluruh Schloss Schonbrunn itu. Harga tour untuk mengelilingi semua tempat dengan lengkap, 50 euro satu orang! It is so expensive for me
-_________- Akhirnya kami hanya mengambil tour
keliling gedung istananya saja….
Usut punya usut, Schloss Schonbrunn ini
adalah istana musim panas keluarga kerajaan Vienna ini. Vienna is all about this family. Mereka sangat diagung-agungkan, seperti halnya keluarga kerajaan Buckingham di Inggris.
Dimulailah tour gedung istana. Total
ruangan yang diperbolehkan dikunjungi hanya 40 ruangan. Sebelum kita
memulai tour, kita diberi radio yang dapat menjelaskan setiap isi ruangan. Yaa informasi-informasi yang diberikan antara lain adalah kerajaan ini mencapai
masa kejayaannya saat silsilah keluarga yang hidup pada tahun 1800 sekian
(aku tidak hafal), lalu raja yang terkenalnya bernama Franz Stephan yang memiliki istri bernama Maria Theresa, dan salah satu anaknya bernama Marie Antoinette
yang wafat dieksekusi di tengah rakyat Prancis pas revolusi,
lalu cicit-cicit-cicitnya memiliki anak bernama Franz Joseph yang menikah dengan Elizabeth yang dipanggil Sisi dan terkenal dengan kecantikan dan
umurnya yang masih muda. Untuk orang-orang yang menyukai sejarah dan menaruh perhatian pada khususnya sejarah Eropa mungkin akan menyukainya, namun tidak denganku. Sungguh, aku tidak terlalu suka dengan pelajaran sejarah. Lalu selanjutnya radio itu menginformasikan bahwa inilah sofa yang biasa ditempati Maria
Theresa dalam merenungi hidup, inilah ruangan toilet milik Franz Joseph, inilah tempat cucu-cucu Maria Theresa berdandan, dan sebagainya sebagainya...
Silsilah keluarga kerajaan. Maaf atas pantulannya -_-
Keluar dari istana, hanya aku dan Ali yang berniat melanjutkan mengelilingi taman istana, karena yang lain sudah capek dan bosan. Awalnya mau masuk labirin, tapi labirin tersebut sangat besar, harus bayar, dan Para Kutil
minta pulang…. Akhirnya dengan penuh kepasrahan aku mengikuti pulang, dan
Schloss Schonbrunn yang damn huge itu hanya seupil yang bisa dijelajahi…
Gedung istana Schonbrunn dari depan.
Taman dan bukit peristirahatan di belakang gedung istana.
Aku dan my superwoman.
Adik endutku yang dangdut.
Gedung istana dari belakang.
Ali dan air mancur
Jalan menuju labirin. Gak kesampaian deh..
Oh, ya. Satu hal kesan yang tersisa dari mengunjungi Schloss Schonbrunn ini. Ternyata cerita-cerita tentang kebesaran kerajaan dan keagungan istana raja-raja, itu tidak sekedar dalam dongeng ya. They are really exist, both past and present time..
---
DAY 15
Today, we came outside quiet lately because we were still very exhausted since the last trip to Schloss Schonbrunn. Tujuan utama kami hari ini adalah Alte Donau, atau dalam bahasa Inggrisnya Old Danube, yang intinya adalah ke sungai. Tapi kakak dan Mama ingin kembali ke UNO-city lagi untuk kembali membeli berbagai keperluan dan menukar dolar dan rupiah di money changer VIC.
Sampai VIC, ternyata yang diizinkan masuk ke dalam gedung VIC-nya dimana money changer dan tempat perbelanjaan tersebut berada adalah yang punya kartu konsulat/kedutaan/diplomat dsb dsb, jadi yang bisa masuk hanya kakakku dan Para Kutil. Aku, Mama, dan Ali menunggu di lobby. Sebenernya bete juga, karena aku berharap dapat berfoto di depan bendera-bendera negara anggota PBB terutama Indonesia, yang notabene berada di dalam wilayah yang tak dapat kami masuki hehehe... Akhirnya kami menunggu bersama sepiring croissant, kopi, sama melihat-melihat souvenir yang mengatasnamakan organisasi-organisasi PBB. Aku sendiri membeli gantungan kunci anak kecil berlabelkan UNESCO. Sayang, mahal :(
Dari UNO-city, perjalanan berlanjut ke Alte Donau. Alte Donau berbeda dengan Neue Donau (yang berada di dekat masjid Islam Zentrum). Di Neue Donau, orang-orang lebih memilih untuk bermain air dan berjemur, namun di Alte Donau orang-orang bermain dengan menggunakan perahu layar. Perahu layar dan doknya cantik dan menarik sekali. Namun karena satu dan lain hal, kami tidak dapat ikut bermain menggunakan perahu layar di sini. A little bit disappointment had me on our way back home :(
Kutil 3 is showing off his overloaded cuteness.
Perahu mini!
---
DAY 16
Ini sudah minggu kedua ternyata kami berada di Wina, karena untuk ketiga kalinya kami mengantarkan para lelaki untuk Sholat Jumat di Islam Zentrum. Menghabiskan waktu di pinggir sungai, aku menemani Para Kutil bermain di playground tepi sungai dan curi-curi pandang ke pasangan yang sedang pacaran. Entah kenapa aku masih sangat capek, dan begitupun yang lain, karenanya kami semua pulang...
Neue Donau
Di atas jembatan yang melintasi Neue Donau
Feeding the swans :)
Kutil 2, Jilan, sweet as sugar <333 br="">333>
Baling-baling pada playground
Kutil 1, Yaala yang (sok) serius.
---
DAY 17
Sebenarnya tidak ada niatku sama sekali untuk keluar rumah pada hari ini, namun karena Bang Deni hari ini kerja di Mariahilferstrasse, akhirnya kami semua ikut sekalian beli oleh-oleh.
Berputar-putar, kami pindah dari satu toko ke toko lain. Toko sepatu (full of mid year sale and it was so damn tempting!!!), toko buku, dan akhirnya pun ke toko coklat, lagi.
Ali, yang juga sok serius
Sampai rumah, aku pun bertanya pada mbah Google mengenai oleh-oleh apa yang sebaiknya dibeli dari Austria, karena aku tidak menemukan alternatif barang lain selain coklat, coklat, dan coklat. Benar saja, ini hasilnya:
Rule number 1--- Hindari membeli magnet dan gantungan kunci. Tidak seperti oleh-oleh di negara lain pada umunya, di Austria barang-barang seperti ini sungguh MAHAL. Bahkan untuk turis antar Eropa, mereka tahu Rule Number 1 ini. 6 euro saja sudah dibilang mahal, sedangkan yang sangat aku inginkan untuk dibeli rata-rata bernilai minimal 15 euro -_-
Rule number 2--- Oleh-oleh Austria yang paling worthy adalah… Coklat.
Rule number 3--- Segala barang di Austria itu MAHAL, kecuali biaya transportasi publiknya, bahkan bagi turis sesama Eropa. Pintar-pintarlah memilih barang, coklat sangat disarankan.
Jadi intinya.. Hidup Coklat.
Comments
Post a Comment