Don't Underestimate The Sugar Cane!
Hola, todo el mundo! Good afternoon!
Tumben ya aku postingan siang bolong begini? Hehe, emang iseng sih. Sekarang jam 1 siang, dan aku lagi mengisi waktu luang selama 2 jam ke depan. Nanti sore aku mau pergi untuk buka bareng - which you all know that this is Ramadan - dan karena aku lagi gak puasa, jadi ga ada kerjaan banget kan, mending ngeblog deh.
Sebelumnya, keprok dulu, postingan ini tepat postingan ke 50! HOREE OLE OLE!
Oke daripada makin ga jelas, mending kita caw ke apa yang pengen aku share siang bolong begini.
Malam itu, saat aku sedang dilanda kebosanan yang sangat akut.............. Aku melihat koran nganggur di atas meja dan iseng membukanya. Sekilas aku baca tiap berita dan artikelnya, dan akhirnya sampai pada rubrik ilmu pengetahuan. Di situ ada artikel yang sangat menarik perhatian. Dan judul artikel yang aku kutip dari Koran Pikiran Rakyat hari Kamis, tanggal 2 Agustus 2012, rubrik Cakrawala tersebut adalah...
"Limbah Tebu untuk Energi Listrik"
Eits, jangan pencet X dulu! Jangan remehkan tebu! Terlepas kalau topik ini diluar bidang ketertarikan kalian, tapi this is very interesting! Ini pengetahuan, atau lebih tepatnya harapan untuk bangsa kita, bangsa Indonesia! OOOH!
Topik ini bersumber dari penelitian di jurnal "International Progress in Industrial Ecology", oleh Vikram Seebaluck dari University of Mauritius, dan Dipeeka Seeruttun dari Royal Institute of Technology, Stockholm, Swedia. Hasil penelitian mereka menyatakan bahwa perpaduan antara 30 persen residu pertanian tebu dengan 70 persen sisa fibrosa setelah produksi gula - atau yang bisa disebut tebu bagasse - dapat digunakan untuk menghasilkan energi listrik dengan biaya hanya 0,06 USD per kWh, atau - kalau dirupiahkan dalam asumsi 1 USD = 10.000 rupiah - 600 rupiah per kWh-nya. Ditinjau dari segi ekonomi guys, kalo menurut www.tempo.co , tarif dasar listrik Indonesia pada Maret - April 2012 bernominal 728 rupiah per kWh, bahkan dari berita tanggal 14 Juli 2012 www.pelitaonlinecom biaya listrik akan bertambah di kisaran 1.065-1.210 rupiah per kWh-nya. Wow, range-nya cukup jauh juga, kan, ya?
Tebu sendiri merupakan tanaman jenis rerumputan dari genus Saccharum yang ditanam untuk bahan baku gula (yang si gue yakin kalian semua tau) dan vetsin.
Tanaman ini dapat ditemukan dalam bentuk basah dan kering, dan hanya dapat tumbuh lebat di daerah beriklim tropis (sebagian dapat ditemukan di subtropis). Tanaman ini bisa tumbuh di atas tanah seperti layaknya batang bambu. Umur tanaman sejak ditanam sampai bisa
dipanen mencapai kurang lebih 1 tahun. Di Indonesia tebu banyak
dibudidayakan di pulau Jawa dan Sumatra.
Untuk pemanfaatannya, secara garis besar bisa dilihat di bagan ini...
Bisa dilihat, kalau dari (misal) diambil 30 ton per hektar tebu, serat dan air tebu-nya dikirim ke pabrik-pabrik untuk produksi gula, yang mana gula yang diekstraksi tersebut akan dijual untuk konsumsi atau dikonversi menjadi etanol. Produksi tersebut menyisakan ampas sebanyak 24 ton per hektar (80 persen dari jumlah awal), berupa limbah sebagai biomassa. Tebu bagasse dari limbah tersebut dapat dibakar untuk menghasilkan panas dan dikonversi ke energi listrik. Energinya digunakan untuk produksi di pabrik-pabrik gula, dan surplus lidtriknya bisa diekspor ke negara tetangga. Dari hasil proses-proses tersebut, masih menyisakan 20 ton limbah per hektar (66,6 persen dari jumlah awal) untuk pupuk di ladang. Limbah ini sebenarnya mash memiliki kandungan energi yang sama dengan bagasse. Dr. Seeruttun mengatakan, teknisnya limbah tersebut masih layak untuk digunakan bahan baku bila dicampur dengan bagasse untuk produksi listrik.
Sekarang kita bicara tentang manfaat dan keuntungan dari pemanfaatan tebu ini untuk energi listrik. Manfaat dan keuntungannya adalah... *jeng jeng jeeeng*
- Mengurangi resiko penyediaan tempat untuk pembuangan limbah
- Membuat lapangan kerja (dalam memproses limbah menjadi energi listrik tersebut beserta rangkaiannya yang tercantum pada bagan di atas)
- Mengurangi impor energi, bahkan memungkinkan untuk ekspor --> swadaya listrik!
- Harga listrik lebih murah, dan memungkinkan murah tanpa ada subsidi dari pemerintah, jadi dapat menghemat APBN dan uang negara
- Memotong emisi gas rumah kaca, karena...
- Dapat menghasilkan listrik yang sama dengan dihasilkan 230 kg batu bara
Tapi menurut si gue siiih......... Sistem ini udah diketahui manfaatnya, dan yang paling penting udah diketahui hambatannya. Opini saya aja ini sih ya, kalau masyarakat luas udah tau akan hal ini, pastinya pengen dong? Yo'i. Masyarakat akan bersuara, dan bukan tidak mungkin pemerintah akan mendengar dan menjadikan ini sebagai perhatian mereka. Kalau mereka (baca: pemerintah) emang peduli, bisa ngeliat potensi, buka mata hati dan telinga (ini yang penting loh, ndoro -_-), bukan gak mungkin proyek ini bisa direalisasikan dan bukan sekedar mimpi belaka. Dan kalau mereka niaaat, gak korupsi lagi, uang yang digunakan - yang mungkin emang bertrilyun-trilyun - untuk proyek ini, gak akan sia-sia karena kalau kita melihat keuntungannya, (jika proyek ini telah berjalan) APBN akan terhemat kan, sedikitnya bisa bayar hutang-hutang negara lah ya. Duh, asal gak ada korupsi lagi mah kayaknya, sejahtera deh. Kapan ya Indonesia bisa begitu?
Oke dah, penulis kaya gue mah cuma bisa bilang, semoga yang kayak ginian bukan cuma mimpi. Kadang-kadang orang Indonesia kalau ngomongin yang kaya ginian tuh kebanyakan hopeless sama keadaan sekarang. Jadi kalau dipikir-pikir, orang bilang Indonesia is in the youth's hand, kayaknya bener banget ya. Kitalah, generasi muda, yang jadi harapan besar bangsa, juga gambaran Indonesia ke depannya. Yang memperbaiki keadaan Indonesia sekarang. Mungkin juga yah proyek di atas kita yang ngelaksanain, hehehe. Semoga gak selama itu tapinya sih -_-
Udah ah, cape bacot terus. Sekarang aku udah harus pergi nih. Have a good rest-of-the-day! :)
del..this is just a wild dream that struck me while reading through your posting:
ReplyDeletesomeday,we'll make this happen :D kamu yang memaksimalkan si tebu (mengubahnya jadi produk,listrik,dkk),aku yang buat pabriknya jadi menarik.
menurut aku indonesia saat ini masih sedikit tempat yang bisa memperlihatkan kalo 'science is fun'.
kalau misalnya mayoritas pabrik bisa untuk tur publik atau nggak kayak KMB lapangan, pasti ngeboost interest masyarakat kan ttg teknologi.
keep up the good work :D
(makin nasionalis aja nih kita.hahahahaa)
yas, we can make this happen, we can!! *membara*
ReplyDeleteAku setuju banget sama kamu yas, padahal kalo ditelaah, science itu rame banget ya. Indonesia cuma punya sedikit tempat dan pengaplikasian untuk itu, dan menurut aku di satu sisi kalo aja teknologi yang udah ditemuin anak2 indonesia mulai dipake-pake, pasti banyak yg tertarik!
Iya bener, tentunya dengan tur yang menarik dan emang niat memperlihatkan dan mengajarkan pada masyarakat ya. Pasti yas thanksss! (aku pikir cuma aku sendiri yang terpengaruh orasi2 nasionalis kemarin =)) )